Selasa, Oktober 21, 2008

Investasi 10 Triliun Siap Masuk Haltim

BUMI Halmahera memang benar-benar menggiurkan bagi dunia pertambangan. Pasalnya setelah PT Weda By Nickel berencana membangun pabriknya di Weda Halmahera Tengah, kini PT Antam Tbk, salah satu BUMN yang dimiliki pemerintah, berencana membangun pabrik pengolahan feronickel di Halmahera Timur. Rencana ini disampaikan terbuka dalam pemaparan dan perencanaan pembangunan yang disampaikan pihak PT Antam Tbk di depan jajaran Dewan Kabupaten dan Pemkab Haltim di Hotel Mandarin Oreintal Jakarta.
Wartawan Malut Post, Mahmud Ici melaporkan dari Jakarta, dalam pemaparan tersebut, PT Antam melalui Tato Miraza Kepala Proyek Pengembangan Nickel menjelaskan detail rencana tersebut.
Dijelaskannya, rencana pembangunan yang bekerjasama dengan perusahaan tambang Australia dibawah bendera BHP BILLITON itu akan menginvestasikan dana kurang lebih antara 750 juta US dollar hingga 1 miliar US dolar, yang bila dikonversi ke dalam rupiah mencapai Rp 10 triliun. Tato mengaku rencana pembangunan pabrik ini, merupakan pabrik nickel terpadu, dengan menggunakan standar dunia. Bahkan kata Tato, kegiatan PT Antam di Haltim ini nantinya akan menjadi perusahaan terbesar didunia dengan kapasitas produksi per tahun mencapai 100 ribu ton nickel. “Dengan investasi yang begitu besar tentunya akan menjadi lahan baru bagi pencipataan lapangan pekerjaan,” kata Tato.
Di depan Bupati Haltim Wilhelmus Tahalele dan unsure Muspida lainnya, PT Antam berjanji menjadikan Haltim sebagai mesin pertumbuhan baru dibidang pertambangan di Indonesia Timur.
PT Antam yang didiirikan pada 1968 dan go public tahun 1997 memang saat ini masih orientasi nickel ekspor. Tetapi untuk Halmahera Timur, pembangunannya sudah pabrik ferronickel dan proyek hdirometalurgi. Bahkan Pulau Obi juga akan menjadi sasaran karena memang cadagan nikelnya cukup besar. “Untuk pembangunan pabrik di Haltim itu adalah rencana jangka panjang Antam dan sudah masuk dalam kitab Antam,” jelas Tato. Dalam kesempatan itu turut dijelaskan pusat pusat nickel yang dikenal dengan dengan sabuk nickel mulai Sulawesi, Maluku Utara hingga ke Papua.
Karena berbagai rencana itu pihak Antam juga juga membutuhkan pemerintah daerah sebagai partner untuk memaksmialkan sumberdaya yang ada. Partner itu katanya tidak hanya pemerintah tetapi juga menggunakan tenaga kerja yang terampil untuk mengelola secara baik sumberdaya yang ada. “Dengan partner itu resource itu akan dipakai secara maksimal,” cetusnya. Ditempat yang sama dijelaskan lagi prencanaan pabrik maupun berbagai resiko yang dihadapi. Termasuk proses alih tekhnologi yang memang tidak mudah. Karena itu dibutuhkan pula tenaga ahli.
Bahkan dalam penjelasan itu Antam sebagai perusahaan pemerintah dalam posisi aktif. dengan pemain global memimpikan pembangunan pabrik di Haltim itu seperti Petronas-nya Malaysia. Atas semua rencana itu, mereka meminta dukungan pemerintah daerah, diantaranya perlunya adanya perubahan areal dari semula hanya kuasa pertambangan (KP) menjadi kontrak karya (KK). “Antam membutuhkan perubahan dari legalitas hukum soal ijin tidak lagi dalam bentuk KP tetapi Kontrak Karya sehingga kerjsama dengan Billiton memiliki dasar hukum yang kuat,” kata Tato lagi.
Sementara untuk rencana 2007 ini juga dilakukan finalisasi agreement dengan BHP Billiton Australia . Dia juga turut memaparkan rencana studi pembangunan pabrik dilaksanakan sampai 2008 sekaligus persiapan pendanaan. Sementara konstruksi pabrik akan dilaksanakan kuartal ke IV 2009. Dan untuk star komercial direncanakan 20012 pada kuartal ke empat. Dengan kebutuhan tenaga kerja pengoperasian tekhnis pabrik 700 orang, dan diharapkan multi efek pengoperasionalnya antara 4 sampai lima kali dari jumlah tenaga kerja yang ada. Untuk fisibility study sendiri akan dilaksanakan 2011, termasuk memikrikan alih tekhnolgi yang digunakan untuk pengolahan pabrik ini yang paling moderen dengan resiko yang minim.
Usai pemaparan, Setdakab Haltim Musa Djamaludin mempertanyakan rencana pembangunan parbrik tersebut apakah tahap wacana ataukah sudah pada kesimpulan final. Sebab katanya selama ini kebanyakan yang dilakukan itu hanya dalam bentuk wacana.
Menanggapi hal ini, Direktur Umum dan SDM Ir Syahril Ika mengaku, jika rencana ini sudah final dan akan ditindaklanjuti. Sebab yang disampaikan itu merupakan rencana Antam kedepan. “Kita tidak pada tahap wacana lagi apalagi sudah ada pembicaraan dan pihak Billiton. Ini antar Negara. Kalau tahap wacana kan malu dong perusahaan pemerintah,”cetusnya.

Tidak ada komentar: