Senin, November 24, 2008

Kecewa Dengan Ketua Prodi, Mahasiswa STIKIP Kieraha Rusak Kampus

TERNATE-Kecewa dengan Ketua Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) J Kasengke, sekitar 100 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Keguaran dan Ilmu Pendidikan (STIKIP) Kieraha, Ternate Maluku Utara merusak kampus dan mengobrak-abrik ruang administrasi.
Peristiwa yang terjadi sekitar jam 12.00 WIT itu, bermula dari janji Ketua Prodi J Kasengke untuk menggelar rapat dengan mahasiswa yang sebelumnya adalah kelas jauh STIKIP di Kota Tidore. Para mahasiswa yang dua semester lalu, melaksanakan perkualiah di Tidore itu, pada semester tiga ini ditarik kuliah di kampus utama.
Alasan penarikan ini selain karena belum ada izin, menyusul adanya larangan perguruan tinggi tidak boleh membuka kelas jauh. Para mahasiswa ini mengingin ada kejelasan dai pihak perguruan tinggi terkait mereka lembali kualiah kelas jauh di Tidore.
Puncaknya, pada Senin, (24/11) jam 12.00 WIT, para mahasiswa berkumpul disalah satu ruangan guna melaksanakan pertemuan dengan ketua program sudi. Entah apa masalahnya, ketua program studi J Kasengke tidak hadir dalam pertemuan ini. Akibatnya, mahasiswa yang sudah berkumpul dalam ruangan berhamburan keluar dan menghancurkan seluruh kaca jendela dan pintu serta mengobrak-abrik ruang administrasi.
Bahkan nyaris membakar kampus yang terletak di jalan Stadion Ternate yang bersebelahan persis dengan gedung DPRD Provinsi Maluku Utara itu. Untung, beberapa pegawai dan dosen sempat memadamkan api tersebut. melihat kondisi yang sudah anarkhis, pihak perguruan tinggi segera menghubungi aparat Kepolisian Resort Ternate.
Dan 15 menit kemudian aparat kepolisian tiba di lokasi kejadian. Melihat polisi masuk kampus, para mahasiswa melakukan perlawanan dengan maksud mengusir polisi dari kampus. Namun karena polisi tetap melakukan pendekatan persuasive dan masuk kampus.
Ketua STIKIP Kieraha Ternate Drs. H. Sidik Siokona, Mpd sedang berada di luar daerah. Namun kepada aparat kepolisian, Sidik meminta pengamanan. Dalam kejadian ini, belum ditaksir kerugian material, namun ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Akibat aksi ini proses perkualiahan Senin (24/11) terhenti total. Hingga berita ini diturunkan, aparat kepolisian dari Polres Ternate masih melakukan penjagaan dilokasi kampus.