Kamis, November 06, 2008

Umar Hasan Dijagokan Penjabat Bupati Morotai

TERNATE-Setelah disahkannya Pulau Morotai menjadi kabupaten sendiri, terpisah dari kabupaten induk Halmahera Utara pada 29 Oktober lalu, kini masyarakat masih bertanya-tanya siapa yang bakal menjadi penjabat bupati di pulau penghasil besi putih itu.
Memang, ada sejumlah nama yang muncul dan diprediksi bakal menempati posisi itu seperti Umar Hasan, Kepala Biro Umum dan Perlengkapan Pemda Provinsi Maluku Utara, Mochtar Daeng Barang, Asisten Bidang Pemerintahan serta Umra Langasa, Kepala Badan Diklat Provinsi Maluku Utara.
Namun dari tiga nama itu, Umar Hasan paling dijagokan untuk menjadi penjabat bupati kabupaten Pulau Morotai. Alasannya, Umar selain pernah menjadi penjabat bupati kabupaten induk Halmahera Utara, mantan kepala perwakilan Provinsi Maluku Utara di Jakarta ini pernah menjadi camat kurang hampir empat tahun di wilayah itu. Sehingga dia lebih memahami betul kondisi daerah itu.
Meski begitu, Mochtar Daeng Barang, Asisten I Setda Provinsi Maluku Utara belum berani memastikan, siapa yang bakal diplot menjadi penjabat bupati untuk mempersiapkan organisasi hingga pemilihan bupati definitif nanti.
Menurut Mochtar, pengisian penjabat bupati di kabupaten Pulau Morotai merupakan kewenangan gubernur. Belum adanya tindaklanjut penempatan penjabat bupati karena kata Mochtar, hingga saat ini baik pemerintah provinsi maupun kabupaten Halmahera Utara sebagai kabupaten induk masih sementara mempersiapkan administrasi pemisahan Morotai dari kabupaten induk.
Bahkan Pemda provinsi dan Pemda Halmahera Utara telah menemui Dirjen Otonomi Daerah Depdagri diperoleh keterangan, setelah satu bulan Morotai ditetapkan menjadi kabupaten baru, maka terlebih dahulu dipersiapkan kelengkapan administrasi pemisahan dari kabupaten induk.
Sesuai UU jelas Mochtar, peresmian kabupaten dapat dilakukan maksimal enam bulan setelah disahkan DPR. Karena itu, Mochtar meminta agar masyarakat Morotai tidak terpengaruh dengan lambatnya peresmian kabupaten tersebut. “Tidak mudah begitu disahkan langsung jadi kabupaten, karena terlebih dahulu harus ada kesiapan administrasi. Ini hanya persoalan waktu saja. Yang paling penting, Morotai sudah sah menjadi kabupaten baru,” tandasnya.

DPD Golkar Hargai Keputusan Pilkada Malut

TERNATE-Dewan Pimpinan Daerah (DPD I) Partai Golkar Maluku Utara akhirnya mengakui dan menerima pelantikan Thaib Armaiyn dan Abdul Gani Kasuba sebagai gubernur dan wakil gubernur, setelah sebelumnya menolak pelantikan tersebut. Partai pengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Abdul Gafur dan Abdurrahim Fabanyo ini, akhirnya mengeluarkan pernyataan resminya pada wartawan di Ternate, Rabu (5/11).
Melalui konferensi pers di Sekretariat Golkar Jalan Yos Sudarso Ternate, Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Maluku Utara Ahmad Hidayat Mus menyatakan, Golkar menghargai putusan pemerintah pusat yang melantik Thaib Armaiyn dan Abdul Gani Kasuba sebagai gubernur/wakil gubernur periode 2008-2014.
Instruksi DPP Partai Golkar kata Ahmad Hidayat Mus untuk menghargai hasil Pilkada Maluku Utara bukan berarti Golkar tak memperjuangankan pasangan yang diusung. Memang, secara oganisatoris Golkar telah berupaya maksimal. Namun hasil yang diputusakan, akhirnya diterima pula DPP Partai Golkar.
Menurutnya, DPD Golkar Maluku Utara tetap tunduk instruksi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) yang telah lebih dahulu menyatakan sikap menghargai putusan pemerintah atas hasil Pilkada Maluku Utara. Meski begitu, Ahmad Hidayat Mus mengaku, bukan lantas Golkar kalah.
Walaupun Golkar secara institusi telah menerima putusan pemerintah terkait Pilkada Maluku Utara, namun secara pribadi Ahmad menilai Menteri Dalam Negeri Mardiyanto salah dalam mengambil keputusan.
Bupati Kepulauan Sula ini menjelaskan, Partai Golkar merupakan organisasi struktural, karena DPD I Partai Golkar Maluku Utara tetap tunduk dan patuh pada instruksi DPP yang menerima Thaib Armaiyn dan Abdul Gani Kasuba dilantik menjadi gubernur/wakil gubernur Maluku Utara.

Selasa, November 04, 2008

Berita Foto


Kantor Gubernur Maluku Utara yang terletak di Jln. Pahlawan Revolusi No.1 Ternate jadi sasaran Bom Senin, (3/11) dini hari kemarin. (repro.bkpmd malut)

Polisi Periksa 10 Saksi Terkait Bom di Ternate

TERNATE-Polisi sejauh ini telah memeriksa sepuluh saksi terkait kasus peledakan bom di tiga lokasi berbeda di Ternate, Maluku Utara (Malut) pada Senin dini hari. Namun di antara kesepuluh saksi itu belum ada yang diarahkan sebagai tersangka.
"Kesepuluh saksi tersebut adalah yang diduga mengetahui terjadinya aksi peledakan bom di Ternate pada Senin dini hari, tapi di antara mereka belum ada yang mengarah sebagai tersangka," kata Kabid Humas Polda Malut AKBP Sih Harno.
Tiga bom rakitan yang berdaya ledak tinggi meledak di tiga lokasi berbeda di Ternate pada Senin dini hari tadi yakni di kediaman Gubernur Malut, di kantor Gubernur Malut dan kantor DPRD Malut. Ledakan bom tersebut tidak menimbulkan korban jiwa hanya menimbulkan kerusakan.
Kabid Humas mengatakan pihaknya masih terus mengembangkan penyelidikan atas kasus peledakan bom tersebut di antaranya dengan terus mengumpulkan bukti-bukti yang diharapkan dapat menjadi petunjuk untuk mengungkap motif serta pelakunya.
Warga Ternate juga diharapkan partisipasinya untuk mengungkap motif serta pelaku peledakan bom tersebut, di antaranya dengan cara segera melaporkan pada polisi kalau memiliki informasi yang ada hubungannya dengan kasus peledakan bom tersebut.
Ia juga menghimbau kepada masyarakat Ternate dan daerah lainnya di Malut agar tetap tenang dan jangan mengkhawatirkan keamanan dan ketertiban di daerah ini, karena polisi bersama unsur keamanan lainnya akan terus meningkatkan pengamanan.
Untuk menjamin keamanan dan ketertiban di Ternate, aparat kepolisian ditempatkan di berbagai lokasi strategis seperti perkantoran, fasilitas umum dan pusat-pusat perbelanjaan. Khusus di perkantoran, penjagaan melibatkan personel Brimob BKO dari Kelapa Dua Jakarta.
Soal sinyalamen bahwa aksi peledakan bom di Ternate pada Senin dini hari merupakan upaya dari pihak-pihak tertentu untuk mendiskreditkan kondisi di Ternate, Kabid Humas pihaknya belum melihat gejala ke arah itu.
Sinyalamen tersebut muncul karena tempat yang menjadi sasaran peledakan bom semuanya dijaga aparat keplosian. Artinya keberadaan polisi di tempat tersebut tidak mampu mengantisipasi adanya aksi peledakan bom.
Sejumlah kalangan di Malut mengaitkan kasus peledakan bom tersebut dengan masalah Pilkada Malut. Pasalnya tempat-tempat tersebut selama ini selalu menjadi sasaran aksi teror bom dari pihak-pihak yang terkait dengan masalah Pilkada Malut. (ant)

Senin, November 03, 2008

Ledakan Bom di Ternate Tak Terkait Amrozi

WAKIL Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba mengatakan, Polda Maluku Utara masih mencari tahu motif ledakan bom yang terjadi di tiga lokasi di Kota Ternate, yaitu rumah dinas gubernur, kantor gubernur, dan Gedung DPRD Maluku Utara, Senin dini hari.
"Polisi masih berupaya mencari motif pelaku ledakan. Apakah terkait hasil pilkada, belum dapat
dipastikan," ujar Abdul Gani saat mengunjungi lokasi ledakan di Kantor Gubernur Maluku Utara, Jalan Pahlawan Revolusi, Ternate, Senin.
Peristiwa tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, tetapi mengakibatkan kerusakan di samping kiri rumah dinas gubernur di Jalan Kapten Pattimura, menghancurkan sebagian plafon ruangan Biro Keuangan Kantor Gubernur, Jalan Pahlawan Revolusi, dan memecahkan sebagian kaca ruang pos penjagaan Kantor DPRD.
Menurut Abdul Gani, penanganan kasus tersebut diserahkan sepenuhnya kepada pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Namun, ia memperkirakan kejadian tersebut tidak ada kaitannya dengan pelaku Bom Bali, Amrozi cs, yang segera dieksekusi hukuman matinya di Cilacap.
"Teman-teman wartawan saya rasa paling tahu soal motif ledakan," katanya. Pada kesempatan itu, Abdul Gani yang baru dilantik bersama dengan Gubernur Maluku Utara Thaib Armaiyn sekitar satu bulan itu mengimbau masyarakat agar tidak terpengaruh dan terpancing dengan insiden tersebut.
"Lakukanlah aktivitas seperti biasa, biarkan polisi menuntaskan penyelidikan," katanya. Menurut sejumlah warga, suara ledakan terdengar hingga radius 5 hingga 6 kilometer dari pusat lokasi kejadian. Untuk menyelidiki kejadian tersebut, Kepolisian Maluku menurunkan tim reskrim untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). (kps)

Pasca Ledakan, Suasana Kota Ternate Tetap Normal

Pasca tiga ledakan dini hari tadi, situasi di Kota Ternate Senin (3/11) pagi hingga sore ini tetap normal, aktivitas warga seperti perkantoran dan kegiatan sekolah berjalan seperti biasa.
Meski hanya berkekuatan rendah, ledakan bom rumah dinas dan kantor gubernur serta gedung DPRD Maluku Utara sempat menimbulkan kepanikan warga di sekitar lokasi kejadian. Warga yang masih tertidur pulas terbangun dan berhamburan keluar rumah.
Akibat ledakan tersebut, tembok beton pagar kantor gubernur hancur dan plafon serta satu kaca jendela ruang BPP Daerah Maluku Utara rusak hancur. Aparat kepolisian saat ini telah memasang police line di lokasi kejadian.

Lagi, Bom Guncang Ternate

TIGA ledakan bom kembali mengguncang Kota Ternate, Maluku Utara, Senin (3/11) dini hari. Akibat ledakan ini rumah dinas gubernur Maluku Utara rusak ringan. Ledakan pertama terjadi sekitar pukul 03.45 Waktu Indonesia Timur (WIT), di Kantor DPRD Maluku Utara, di Jalan Stadion, Ternate.
Bom yang meledak di tiga lokasi di Ternate, yaitu di kediaman Gubernur Maluku Utara, Kantor Gubernur Malut dan Kantor DPRD Malut itu, sesuai hasil penyidikan aparat kepolisian setempat adalah jenis bom rakitan berdaya ledak tinggi.
Kapolda Malut Brigjen Pol Mustofa, mengatakan, sesuai hasil penyidikan aparat kepolisian, jenis bom yang meledak di ketiga lokasi tersebut adalah jenis bom rakitan berdaya ledak tinggi. Namun bahan-bahan dalam bom rakitan tersebut belum diketahui karena masih dalam penyidikan lebih lanjut. Bom rakitan yang diledakkan di tiga lokasi tersebut dibungkus dalam kaleng.
Kapolda mengatakan, motif dari peledakan bom rakitan di tiga lokasi tersebut belum diketahui secara pasti, begitu pula pelakunya masih dalam penyidikan. Terkait adanya peledakan bom tersebut, Kapolda menghimbau masyarakat Ternate dan daerah lainnya di Malut agar tetap tenang, namun diminta tetap meningkatkan kewaspadaan.
"Polda dan seluruh jajarannya di Malut akan terus meningkatkan pengamanan. Kami akan berusaha secepatnya mengungkap motif dan pelaku dari peledakan bom tersebut," katanya.
Bom yang meledak di ketiga lokasi tersebut, pertama terjadi di kediaman Gubernur Malut Drs Thaib Armayin Jalan Kapitan Pattimura, sekitar pukul 03.30 WIT, sekitar lima menit kemudian menyusul ledakan di Kantor Gubernur Malut Jalan Pahlawan Revolusi, dan setelah itu meledak lagi bom serupa di Kantor Gubernur Malut yang berlokasi di Jalan Stadion Ternate.
Ledakan bom rakitan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, namun sejumlah kaca jendela dan plafon rumah kediaman Gubernur Malut mengalami kerusakan, begitupula bom yang meledak di Kantor Gubernur Malut dan DPRD Malut juga menimbulkan beberapa kerusakan.
Saat bom meledak di kediaman Gubernur Malut Thaib Armayin, menurut sejumlah staf di kediaman itu, Thaib Armayin tidak berada di tempat, karena sedang berada di luar daerah. Sejauh ini situasi di Ternate tetap aman, aktivitas masyarakat tetap berjalan seperti biasa, namun aparat Kepolisian tampak meningkatkan pengamanan di sejumlah lokasi strategis.