Kamis, Oktober 30, 2008

Tertinggi, Penyebaran Penyakit Kusta di Maluku Utara


PENYEBARAN penyakit kusta di Provinsi Maluku Utara, tergolong tertinggi di Indonesia. Bahkan penyebarannya termasuk tertinggi di Asia Tenggara. Yang jadi soal pelayanan kesehatan terhadap penyakit kusta belum terlayani secara baik, terutama pemberantasan penyakit menular ini.
Sesuai data pada Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara mencatat, pada 2006 tercatat dari 10 ribu penduduk Maluku Utara, 8,6 orang adalah penderita penyakit kusta. Sementara pada 2007 sampai sekarang, angka penularan mengalami penurunan menjadi 6,3 orang penderita dari 10 ribu penduduk Maluku Utara. Meski mengalami penurunan, namun angka itu tetap menempatkan Maluku Utara daerah wabah penyakit menular ini.
Data Dinas Kesehatan itu juga menyebutkan, kusta memberi dampak kesehatan yang sangat kompleks. Selain medis juga masalah sosial ekonomi dan budaya. Tingginya penderita penyakit kusta tak hanya pada tingkat lokal dan nasional tapi juga regional. Sampai saat ini Maluku Utara masih menempati peringkat sebagai daerah prevalensi tertinggi. Sedangkan Yogyakarta menempati daerah prevalensi kusta terendah yakni dibawah 1 orang penderita dari 10 ribu penduduk.
Sesuai laporan tahunan Dinas Kesehatan Maluku Utara, kondisi penyebaran penyakit kusta di Maluku Utara makin parah, karena penyakit ini tidak saja menyerang orang dewasa tapi juga anak-anak.
Data terahir menyebutkan, dari 8 kabupaten/kota di Maluku Utara yakni Halmahera Selatan pada 2007 walaupun mengalami penurunan namun tetap menjadi kolektor tertinggi penderita kusta. Disusul Kota Ternate dan Halmahera Utara. Begitu pula Halmahera Barat, Halmahera Timur, Kota Tidore Kepulauan, Halmahera Tengah dan Kabupaten Kepulauan Sula.
Penderita kusta baru sampai saat ini mencapai 479 orang. Penderita ini makin tinggi selain intensnya penemuan penderita baru akibat penularan yang cukup tinggi. Parangnya lagi, kondisi penyebaran penyakit kusta juga disebabkan belum maksimalnya penerapan berbagai sektor. Diantaranya, persoalan anggaran. Selain masalah pokok tingginya penderita penyakit kusta karena lambatnya penanganan sehingga saat korban ditemukan kebanyakan sudah mengalami cacat fisik.
Disamping karena kondisi penderita tersebar di daerah kepulauan, lemahnya kondisi ekonomi, keterbatasan SDM dan dana pemerintah menjadi masalah serius. Selain minimnya anggaran dari provinsi untuk pemberantasan penyakit kusta, para bupati/walikota juga menganggarkan khusus untuk penyakit ini.
Dalam catatan Dinas Kesehatan Maluku Utara, kabupaten Halmahera Timur dan Kabupaten Kepulauan Sula tidak memasukkan anggaran pemberantasan penyakit kusta dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

1 komentar:

Emon Taihuttu mengatakan...

bisa tau angka kusta di seluruh MALUT berdasarkan kabupaten dan kota??

Trims